Mengenal Guru Sosiologi

Drs. Syarif Hidayat: "Kuning Banget..."

Kisah lucu pernah dialami pak Drs. Syarif Hidayatullah. Pria kelahiran Gintung yang berdomisili di Kampung Gunung ini sejak di SD Gintung kerap bermimpi ingin menjadi guru. Guru, menurut dia, makhluk yang paling unik. Uniknya, guru sangat berjasa tapi tak mau dikenal berjasa, padahal ia adalah cikal-bakal majunya suatu bangsa.


Cita-cita ingin menjadi guru tak pernah lekang ketika ia masuk MTs MA Buaranjati. “Pokoknya saya harus jadi guru!”, gumamnya suatu ketika. Berbekal keinginan yang besar itulah akhirnya, setelah menyelesaikan studinya di Aliyah Sepatan, melanjutkan studi S1-nya di universitas Djuanda Bogor.


Usai bergelar sarjana, pak Syarif, begitu ia dipanggil, memang benar-benar menjadi guru. Tak tanggung-tanggung, sejak 1995 pak Syarif berhasil mengabdikan ilmunya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mauk, sebuah madrasah favorit di desa Buaranjati kecamatan Sukadiri yang dikenal ketat ini.


Tentu bukan hal yang mudah untuk bertahan selama 14 tahun kalau tidak didasari dengan niat yang tulus dan mental yang kuat. Apalagi yang ditangani sekarang ini berfokus pada pembinaan kelas X yang semuanya berjumlah 160 orang. Suka dan duka terus datang silih berganti.


Kendati begitu, tak sedikit pak Syarif mengalami peristiwa lucu di madrasah ini. Ia merasa geli saat mengingat kejadian ketika ia sedang asyik-asyiknya berjaga-jaga, alias piket di kampus 2. Apa yang terjadi?


“Ketika saya piket, seorang siswa datang tergopoh-gopoh. Rupanya dia minta izin hendak buang hajat di kampus 1 (karena saat itu kran air WC kampus 2 sedang macet). Ya, saya izinkan atuh,” cerita pak Syarif.


“Dia langsung ngeloyor. Eh, belum juga keluar dari kampus 2, terdengar suara yang tidak mengenakkan dari balik celananya. Ya ampuuuun, rupanya dia kepecirit. Dia terus berlari dan menyisakan banyak warna kuning di celananya.”


Ketika MAN MAUK Cyber-Media (M2CM) memintanya untuk memberi komentar singkat atau pesan kepada siswa, pak Syarif berpetuah:

“Untuk anak-anakku sekalian. Sebelum berangkat ke madrasah, sebaiknya persiapkan segala sesuatunya. Termasuk diantaranya buang air besar dulu, agar tidak kebelet di madrasah”. (TM)


2 komentar:

Terima kasih untuk membaca artkel ini. SIlakan berikan saran untuk perbaikan.
- Terima kasih.


Top